yuk langsung aja kita ke pokok inti nya anda bisa lihat sejarah Kalimantan Barat di bawah ini :
Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah
Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki
provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis
yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat
dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih
merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman,
walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar
kecamatan.
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan
laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan
kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).
A. Sejarah
Menurut kakawin Nagarakretagama (1365), Kalimantan Barat menjadi taklukan Majapahit, bahkan sejak zaman Singhasari yang menamakannya Bakulapura. Menurut Hikayat Banjar (1663), negeri Sambas, Sukadana dan negeri-negeri di Batang Lawai (nama kuno sungai Kapuas) pernah menjadi taklukan Kerajaan Banjar sejak zaman Hindu. Sejak 1 Oktober 1609, Kerajaan Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda. Sesuai perjanjian 20 Oktober 1756 VOC Belanda akan membantu Sultan Banjar Tamjidullah I untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri diantaranya Sanggau, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi). Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 negeri Landak dan Sukadana diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC Belanda selain daerah protektorat Sambas. Pada tahun itu pula Pangeran Syarif Abdurrahman Nur Alam direstui VOC Belanda sebagai Sultan Pontianak yang pertama dalam wilayah milik Belanda tersebut. Pada tahun 1789 Sultan Pontianak dibantu Kongsi Lan Fang diperintahkan VOC Belanda untuk menduduki negeri Mempawah. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjar menyerahkan Jelai, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi) kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada 1855, negeri Sambas dimasukan ke dalam wilayah Hindia Belanda menjadi Karesidenan Sambas.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen.
Pada tanggal 1 Januari 1957
Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau
Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7
Desember 1956. Undang-undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua
provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu. Kedua provinsi
itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
B. Suku Bangsa
Menurut sensus tahun 1930 penduduk Kalbar terdiri atas: Dayak (43,02%), Melayu (29,74%), Banjar (1,06%), Bugis (9,85%), Jawa (2,99%), suku lainnya (0,47%), tidak diketahui (12,88%).[3] Sukubangsa yang dominan besar yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa, yang jumlahnya melebihi 90% penduduk Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa lain, antara lain Bugis, Banjar, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak dan lain-lain yang jumlahnya dibawah 10%.
Daftar suku-suku di Kalimantan Barat selengkapnya adalah:
- Suku Dayak terdiri dari:
- Rumpun Kanayatn,
- Rumpun Ibanic,
- Rumpun Bidoih (Kidoh-Madeh),
- Rumpun Banuaka",
- Rumpun Kayaanic,
- Rumpun Uut Danum
- Suku Melayu
- Suku lainnya:
- Tionghoa
C. Bahasa dan Agama
Bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di
Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu bahasa Melayu
Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah
penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak,
Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang
dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka.
Dialek yang di masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu
banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda
di ujung kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban)
dan makot (Melahui).
Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri
sendiri dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya.
Dialeknya justru ada pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri.
Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja
terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling halus sampai
ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman
(umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar),
monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati).
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara
lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu
Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahas Melayu Malaysia
dan Melayu Riau.
Mayoritas penduduk Kalimantan Barat memeluk agama Islam (35%), Katolik (28%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%).
D. Pendidikan
Perguruan Tinggi/Universitas yang ada di Kalimantan Barat antara lain:
- Universitas Tanjungpura
- Sekolah Tinggi Pastoral Santo Agustinus Keuskupan Agung Pontianak (STP ST. AGUSTINUS KAP)
- Politeknik Negeri Pontianak
- STIPER Panca Bhakti Pontianak
- STAIN Pontianak
- STMIK Pontianak
- Politeknik Kesehatan
- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak
- Universitas Muhammadiyah
- ASMI Pontianak
- ABA Pontianak
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Dharma
- Akademi Sekretari dan Manajemen Widya Dharma
- Akademi Bahasa Asing Widya Dharma
- Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Dharma
- Politeknik Tonggak Equator (POLTEQ)
- STIE Pontianak
- Universitas Pancabakti
- STIH Singkawang
- Universitas Kapuas, Sintang
- Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka
- STKIP PGRI Pontianak
E. Kabupaten dan Kota
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
---|---|---|
1 | Kabupaten Bengkayang | Bengkayang |
2 | Kabupaten Kapuas Hulu | Putussibau |
3 | Kabupaten Kayong Utara | Sukadana |
4 | Kabupaten Ketapang | Ketapang |
5 | Kabupaten Kubu Raya | Sungai Raya |
6 | Kabupaten Landak | Ngabang |
7 | Kabupaten Melawi | Nanga Pinoh |
8 | Kabupaten Pontianak | Mempawah |
9 | Kabupaten Sambas | Sambas |
10 | Kabupaten Sanggau | Sanggau |
11 | Kabupaten Sekadau | Sekadau |
12 | Kabupaten Sintang | Sintang |
13 | Kota Pontianak | Pontianak |
14 | Kota Singkawang | Singkawang |
F. Pertanian & Perkebunan
Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup
melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat diantaranya adalah padi,
jagung, kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan diantaranya
adalah karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun
kelapa sawit sampai Oktober 2010 sudah mencapai 592,000 ha. Kebun-kebun
tersebut sebagian dibangun di hutan yang dikonversi menjadi lahan
perkebunan. Kebun-kebun sawit menguntungkan pengusaha dan penguasa. Para
petani peserta menderita sengsara. Pendapatan petani sawit binaan PTPN
XIII hanya 6,6 ons beras per hari/orang. Sedangkan pengelolaan kebun
dengan pola kemitraan hanya memberi 3,3 ons beras per hari/orang.
Kondisi ini lebih buruk dari tanaman paksa (kultuurstelsel) jaman Hindia Belanda.
G. Tarian dan Alat Musik Tradisional
Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat
pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai
penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh
kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini
hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini
merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang
Kabupaten Sekadau yang di masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas
rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan
Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan
leluhur di masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan
tamu/pahlawan.
Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di
daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan
dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan
kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu
yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.
Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan
musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala
kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah
ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di
daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas
pantun.
Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut
Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi
musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara
acara khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini
sangat susah dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang
asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang
fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.
Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu
tari pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam
pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin
tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.
Gong/Agukng, Kollatung (Uut
Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan,
merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai
dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan
pembayaran dalam hukum adat.
Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian
tradisional masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum
menyebutnya Kotavak.
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu
dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada
masyarakat Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda
sedikit dengan Sapek.
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal
dari Kapuas Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan
berukir, terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu
di mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas
Hulu. Pada suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut
Danum. Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam
pelepah tanaman liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa
suku Dayak lain menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya
lebih kecil dari gong, penggunaannya harus satu set.
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti
pada gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah
Umat.
H. Makanan Khas dan Tradisional
Kue-kue tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:- Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu, merupakan makanan tradisional masyarakat masa lampau yang kini masih dilestarikan.
- Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang terdapat didaerah Purun merupakan makanan tradisional
- Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang.
- Jimut, kue tradisional pada masyarakat Dayak Mualang daerah Belitang Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong.
- Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di daerah Belitang kab sekadau
- Lempok, terdapat di pontianak dibuat dari Durian (hampir semua suku Dayak dan Melayu mempunyai kebiasaan membuat Lempok)
- Tumpi', terdapat pada masyarakat Dayak kanayatn, yang terbuat dari bahan tepung.
- Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.
- Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak
- Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas
- Kerupok basah, merupakan makanan khas Kapuas Hulu
- Ale-ale, merupakan makanan khas Ketapang
- Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada masyarakat Dayak.
- Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang terdapat di kota Pontianak
- Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas penduduk Tionghoa Singkawang dan sekitarnya
Sumber : http://utiarasaputri.blogspot.com/
0 comments: